cute

Rabu, 30 November 2011

TUGAS 2 SOFTSKILL

Nama : Margaretha Iput

NPM : 20208771

Kelas : 4EB13

Mata Kuliah : Etika Profesi Akuntansi #

Tugas : Mencari Teori dari Tema ‘Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Manajemen’, Jelaskan Secara Singkat Arti dan Contohnya!



TEMA : ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN MANAJEMEN

Etika dalam Akuntansi Keuangan

Merupakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang mempunyai aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Fungsi dan tugas akuntansi keuangan yaitu untuk menyusun laporan keuangan (neraca, laporan perubahan modal, laporan laba/rugi, dll), kemudian menghasilkan informasi yang bersifat umum dan juga untuk berbagai pengguna (pemilik perusahaan, kreditor perusahaan, pemerintah, karyawan, dan pelanggan), sehingga mereka dapat mengambil keputusan.

Akuntansi keuangan sangatlah penting bagi perusahaan, dikarenakan pengguna informasi akuntansi keuangan menggunakannya untuk membuat berbagai keputusan. Profesi dalam akuntansi keuangan memegang rasa tanggung jawab yang tinggi kepada publik. Tindakan akuntansi keuangan yang tidak benar, tidak hanya akan merusak bisnis di perusahaan tersebut, tetapi juga akan merusak citra dari auditor yg digunakan di dalam perusahaan, dan akan sangat berpengaruh buruk pula untuk para investor yang melihat kelemahan akuntansi keuangan di dalam perusahaan. Tindakan seperti itu bisa dihindari jika sang akuntan memiliki pengetahuan serta pemahaman yang cukup dan moral yang baik yang berhubungan dengan kode etik.

Karakteristik :

- Memiliki fokus terhadap eksternal,

- Terikat dengan peraturan dari pihak eksternal yang harus dipenuhi,

- Hanya memiliki informasi keuangan,

- Memiliki terhadap orientasi kondisi yang lalu,

- Merupakan informasi perusahaan secara keseluruhan, dan

- Memiliki pandangan yang tidak luas.

Etika dalam Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen mempunyai persamaan dengan akuntansi keuangan, dimana akuntansi manajemen mempunyai peranan yang penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis.

Akuntansi manajemen bertugas untuk menyediakan infomasi mengenai biaya, perencanaan, pengendalian, evaluasi dan perbaikan, yang dimana berguna dalam pengambilan keputusan.

Karakteristik :

- Memiliki fokus terhadap internal,

- Tidak ada pengaturan yang terikat,

- Informasi keuangan dan non keuangan,

- Memiliki tekanan terhadap masa depan,

- Memiliki informasi yang detail, dan

- Memiliki pandangan serta lingkungan yang luas.

1. Competence, Confidentiality, Integrity, and Objectivity of Management Accountant.

Competence (kompetensi)

» Situasi dimana auditor harus menjaga kemampuan serta keterampilannya dan juga pengetahuan yang dimilikinya sehingga pada waktu melakukan tugasnya auditor mampu memberikan kualitas yang terbaik bagi pihak eksternal maupun internal.

Tanggung Jawab :

o Mempertahankan tingkat kompetensi yang profesional dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan,

o Melaksanakan tugas sesuai dengan hukum yang berlaku, dan

o Membuat laporan yang jelas dan komprehensif sehingga informasi bersifat relevan.

Contoh :

- Sewaktu auditor diperintahkan untuk menyelesaikan Laporan Keuangan Perusahaan dengan baik dan benar dan harus selesai pada waktu yang telah ditetapkan dan pada kenyataannya sang auditor mampu mengerjakannya sesuai dengan yang diperintahkan, itu membuktikkan bahwa sang auditor memiliki kompetensi yang tinggi.

Confidentiality (kerahasiaan)

» Auditor dituntut untuk dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya.

Tanggung Jawab :

o Mampu merahasiakan informasi yang telah diperoleh di dalam pekerjaan dan perusahaan, kecuali bila diizinkan oleh yang bersangkutan atau diperlukan secara hukum,

o Menganggap bahwa menjaga kerahasiaan dalam peusahaan itu adalah penting dan bagian dari pekerjaan, dan

o Tidak menyalahgunakan informasi untuk kepentingan diri sendiri dan keuntungan semata.

Contoh :

- Apabila ada pihak ketiga ingin mengetahui rahasia keuntungan perusahaan yang tetap berkembang dan eksis dan mereka ingin mencari tahu dari pihak auditornya karena mereka ingin melihat dari laporan keuangannya, dan jika ada celah untuk memanipulasi data pihak ketiga bekerjasama dengan auditor untuk memanipulasi data keuangan, mungkin dengan cara dilebih-lebihkan sehingga kelebihannya tersebut dapat di ambil atau disalahgunakan oleh auditor dan pihak ketiga tersebut.

Integrity (Kejujuran)

» Suatu sikap yang sangat penting dan diperlukan di dalam diri auditor karena ini menyangkut kesuksesan dalam suatu perusahaan, ini juga merupakan suatu sikap yang sangat memerlukan upaya karena begitu banyak tantangan serta godaan.

Tanggung Jawab :

o Berupaya sebisa mungkin untuk menghindari masalah,

o Kesanggupan untuk menahan diri yang mengarah pada tindakan keburukan,

o Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dari pihak manapun yang memaksudkan sesuatu sehingga dapat merugikan perusahaan dan berdampak buruk bagi perusahaan,

o Berkomunikasi dengan bersahaja,

o Memberikan informasi yang sewajarnya, dan

o Menghindar untuk bekerjasama dalam hal ingin menjatuhkan nama baik seseorang atau perusahaan.

Contoh :

- Sewaktu seseorang memberikan hadiah atau uang kepada auditor dan kemudian orang tersebut membujuk auditor untuk bersepakat menghancurkan nama baik perusahaan dengan alasan bahwa perusahaan tempat ia bekerja tidak memberikan gaji yang sesuai dan sehingga dipublikasikan ke umum, akhirnya ini perusahaan tersebut tercemar nama baiknya dan banyak klien dan pembeli menarik diri dari perusahaan tersebut.

Objectivity of Management accountant (Obyektivitas Akuntan Manajemen)

» Suatu sikap untuk tidak bersepakat mengenai penilaian profesional dibelakang perusahaan yang dipicu oleh prasangka dimana akan memicu konflik dan masalah yang besar.

Tanggung Jawab :

o Berkomunikasi secara adil dan obyektif,

o Berkomunikasi secara transparan yang akan berguna dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan di perusahaan,

Contoh :

- Menyembunyikan kebenaran suatu laporan yang tujuannya menguntungkan pribadi dan pihak luar.

2. Whistle Blowing

» Suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang atau beberapa pegawai termasuk auditor yang dimana tindakan tersebut adalah usaha untuk membuka rahasia kelemahan perusahaan atau manajer, dan direktur kepada pihak yang bukan dari perusahaan yang sama dan yang akan berdampak merugikan perusahaan maupun juga pihak lain.

Whistle Blowing dibedakan menjadi dua (2) yaitu :

a. Whistle Blowing Internal

Kecurangan yang dilakukan oleh pekerja dan hanya dilaporkan di dalam perusahaan dan kepada atasannya.

b. Whistle Blowing Eksternal

Kecurangan yang yang dilakukan oleh pekerja dan dilaporkan hingga ke masyarakat luas karena bersangkutan dengan masyarakat.

Contoh :

- Kasus seorang pegawai pajak Gayus Tambunan, yang diduga menggelapkan uang negeri ini dan ia juga menyuap beberapa pihak agar tidak ‘membuka mulut’ atau kebenarannya terhadap atasannya dan publik, namun kasus ini segera dapat ‘tercium’ baik dari pihak perpajakan, BPK dan sampai ke masyarakat.

3. Creative Accounting

» Proses dimana ada beberapa pihak yang menggunakan kemampuan pemahaman akuntansi (termasuk standar, tekhnik, dll) dan digunakan untuk memanipulasi laporan keuangan.

Creative Accounting dibedakan menjadi dua (2) yaitu :

a. Legal

Ø Sesuai dengan perundang-undangan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Contoh : Perusahaan PT. Makmur menggunakan metode FIFO dalam metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karena asumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.

FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalami penurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak.

Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaan yang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanya memberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.

b. Illegal

Ø Menyalahi peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.

4. Fraud Accounting (Kecurangan Akuntansi)

Ø Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di USA kecurangan akuntansi telah berkembang secara luas. Spathis (2002) menjelaskan bahwa di USA kecurangan akuntansi menimbulkan kerugian yang sangat besar di hampir seluruh industri. Kerugian dari kecurangan akuntansi di pasar modal adalah menurunnya akuntabilitas manajemen dan membuat para pemegang saham meningkatkan biaya monitoring terhadap manajemen. Pada umumnya kecurangan akuntansi berkaitan dengan korupsi. Dalam korupsi, tindakan yang lazim dilakukan diantaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi.

Contoh :

1. Penggelapan terhadap penerimaan kas,

2. Pencurian aktiva perusahaaan,

3. Mark-up harga,

4. Transaksi tidak resmi, dan

5. Oleh pihak diluar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

5. Fraud Auditing (Audit Kecurangan)

Ø Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.

Contoh : Dua perusahan Auditor sebelumnya yang mengaudit laporan keuangan dari sebuah perusahaan real estate terkenal di Singapura, dinyatakan bersalah dan dihukum denda sebesar SGD 775,000 (US$ 504,049) karena terbukti gagal untuk memberikan peringatan kepada manajemen perusahaan tersebut tentang adanya kecurangan yang dilakukan oleh mantan manajer keuangannya yang dilakukan sepanjang tahun 2002 dan 2004 dimana sang manajer tidak menyetorkan uang perusahaan ke bank yang ditunjuk.

Kecurangan sang manajer keuangan tsb diketahui setelah perusahaan audit yang baru Patrick Lee Public accounting Cooperation menerima laporan rekonsiliasi bank yang berbeda dengan laporan akunting perusahaan, dimana terjadi kekurangan dana sebesar SGD 672,253 (US$ 437,224). Pengadilan memutuskan bahwa seharusnya perusahaan audit sebelumnya dapat mendeteksi adanya kecurangan tsb dan memberikan laporan peringatan kepada pihak manajemen atas adanya ketidakberesan laporan keuangan perusahaan.

Keputusan pengadilan tersebut telah memberikan peringatan yang jelas kepada perusahaan audit tentang fungsi dan tanggung jawab profesi Auditors.

REFERENSI (Link) :

1. http://www.tugasakhir.net/pengaruh-pengendalian-internal-dan-kesesuaian-kompensasi-terhadap-kecenderungan-kecurangan-akuntansi-pada-perusahaan-ritel/#more-426

2. http://irsan90.wordpress.com/2011/11/19/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan-manajemen/

3. http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/kecurangan-akuntansi/

4. http://www.mediafire.com/?5kxsmy630vtiwcs#1

Jumat, 04 November 2011

Kasus-kasus yang Berhubungan dengan Etika Profesi Akuntansi


KASUS 1
Kasus Kecurangan Audit : Perusahaan Phar Mor Inc.

Sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang melegenda dikalangan auditor keuangan. Eksekutif di Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk mendapatkan keuntungan financial yang masuk ke saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan.
Phar Mor Inc, termasuk perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat yang dinyatakan bangkrupt pada bulan Agustus 1992 berdasarkan undang-undangan U.S. Bangkruptcy Code.
Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet besar di hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan. Produk yang dijual sangat bervariasi, dari obat-obatan, furniture, electronik, pakaian olah raga hingga videotape. Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat 2 laporan ganda. Satu laporan inventory, sedangkan laporan lain adalah laporan bulanan keuangan (monthly financial report). Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang di adjustment dan ditujukan untuk auditor use only.
Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar – berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan, ditujukan hanya untuk jajaran eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah.
Dalam mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor sengaja merekrut staf dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf tersebut yang kemudian dipromosikan menjadi Vice President bidang financial dan kontroler, yang dikemudian hari ternyata terbukti turut terlibat aktif dalam fraud tersebut.
Dalam kasus Phar Mor, salah satu syarat agar internal audit bisa berfungsi, yaitu fungsi control environment telah diberangus. Control environment sangat ditentukan oleh attituted dari manajemen. Idealnya, manajemen harus mendukung penuh aktivitas internal audit dan mendeklarasikan dukungan itu kesemua jajaran operasional perusahaan. Top manajemen Phar Mor, tidak menunjukkan attitude yang baik. Manajemen kemudian malah merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand untuk turut dimainkan dalam fraud. Langkah ini bukan tanpa perencanaan matang. Staf mantan auditor kemudian dipromosikan menduduki jabatan penting, tetapi dengan imbalan harus membuat laporan-laporan keuangan ganda.
Sejauh ini manajemen Phar Mor telah membuktikan tentang teori : The Fraud Triangle. Yaitu teori yang menerangkan tentang penyebab fraud terjadi. Menurut teori ini, penyebab fraud terjadi akibat 3 hal : Insentive/Pressure, Opportunity dan Rationalization/Attitude.
Insentive/Pressure adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat insentive atau justru mendapat tekanan (presure) sehingga mereka “commited” untuk melakukan fraud. Opportunity adalah peluang terjadinya fraud akibat lemahnya atau tidak efektivenya control sehingga membuka peluang terjadinya fraud. Sedangkan Rationalization/Attitude menjelaskan teori yang menyatakan bahwa fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang membolehkan terjadinya fraud.
Dalam kasus Phar Mor, setidak-tidaknya top manajemen telah membuktikan satu dari tiga penyusun triangle, yaitu : top manajemen telah melakukan Insentive/Pressure.


KASUS 2
Kasus Penentuan Metode dalam Mengaudit Perusahaan Machine International yang dilakukan oleh Frank Dorrance sebagai Manajer Audit Senior Bright and Lorren.

Frank Dorrance, seorang manajer audit senior untuk Bright and Lorren,CPA baru saja diinformasikan bahwa perusahaan berencana untuk mempromosikannya menjadi rekanan pada 1 atau 2 tahun ke depan bila ia terus memperlihatkan tingkat mutu yang tinggi sama seperti masa sebelumnya. Baru saja Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International sebuah perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang keseluruh dunia yang merupakan klien Bright and Lorren yang bergengsi. Selama audit, Frank menentukan bahwa Machine International menggunakan metode pengenalan pendapatan yang disebut “tagih dan tahan” yang baru saja dipertanyakan oleh SEC. Setelah banyak melakukan riset, Frank menyimpulkan bahwa metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International.
Ia membahas hal ini dengan rekanan penugasan yang menyimpulkan bahwa metode akuntansi itu telah digunakan selama lebih dari 10 tahun oleh klien dan ternyata tepat. Frank berkeras bahwa metode tersebut tepat pada tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini. Frank menyadari tanggung jawab rekan itu untuk membuat keputusan akhir, tetapi ia merasa cukup yakin untuk menyatakan bahwa ia merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya.
Rekan itu memberitahukan Frank bahwa ia tidak akan mengizinkan pernyataan demikian karena potensi implikasi hukum. Namun, ia mau menulis sebuah surat kepada Frank yang menyatakan ia mengambil tanggung jawab penuh untuk keputusan akhir bila timbul suatu permasalahan hukum. Ia mengatakan, “rekan harus bertindak seperti rekan”.


KASUS 3

Kasus Audit Bank Indonesia (BI): Aliran Dana YPPI


Kasus Aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) adalah murni temuan tim audit Badan Pemerikasaan Keuangan (BPK). Tim tersebutlah yang menentukan rencana kerja, metode, teknik pemeriksaan, analisis maupun penetapan opini pemeriksaan kasus tersebut sesuai dengan standar pemeriksaan yang berlaku.
Perintah pemeriksaan BI dan YPPI ini dikeluarkan oleh Anggota Pembina Keuangan Negara II (Angbintama II) dan Kepala Auditorat Keuangan Negara II (Tortama II) yang membawahi pemeriksaan BI. Selama periode bulan Februari-Mei 2005, Tim Audit BPK melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan BI Tahun 2004. Tim Audit BPK juga memeriksa Yayasan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) yang berdiri pada tahun 1977, karena afiliasi lembaganya dengan BI.
Pada bulan Maret 2005, Tim Audit BPK di BI menemukan adanya asset atau tanah BI yang digunakan oleh YLPPI. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut oleh Kantor Akuntan Publik Muhammad Thoha atas perbandingan kekayaan YLPPI per 31 Desember 2003 dengan posisi keuangannya per Juni 2003, diketahui adanya penurunan nilai asset sebesar Rp 93 miliar.


RANGKUMAN
Menurut saya secara pribadi dari kasus-kasus tersebut bahwa banyak manajemen dalam suatu perusahaan yang bertindak curang karena sudah memiliki jabatan yang cukup tinggi, misalnya dari kasus yang pertama, eksekutif di perusahaan Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk mendapatkan keuntungan financial yang masuk ke saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan, sangat disayangkan karena perusahaan Phar Mor ini termasuk dalam perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat namun pada bulan Agustus 1992 dinyatakan bangkrupt. Ini merupakan salah satu pihak dari manajemen pada perusahaan Phar Mor yang ternyata merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand guna membantunya dalam fraud. Lalu staf mantan auditor tersebut kemudian dipromosikan menduduki jabatan penting, tetapi dengan imbalan harus membuat laporan-laporan keuangan ganda. Tindakan seperti itu akan menghasilkan resiko yang sangat besar yaitu kebangkrutan perusahaan itu sendiri. Dan jika memang perusahaan ingin bangkit kembali menurut pendapat saya sebaiknya bagian manajer dan staf auditor bekerja sesuai dengan peran mereka masing-masing, dengan begitu mereka juga akan mendapatkan kepercayaan penuh baik dari pihak internal dan eksternal.
Kasus seperti ini bukan hanya terjadi pada perusahaan Phar Mor saja, masih banyak perusahaan yang seperti itu manajemennya dan mungkin staf lain. Namun jika melihat pada kasus yang kedua justru sedikit berbeda dari kasus yang pertama, karena kasus kedua ini yang terlibat langsung adalah auditor yang bernama Frank Dorrance seorang manajer audit senior di Bright and Lorren, Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang keseluruh dunia. Selama audit, Frank menyimpulkan bahwa metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Namun demikian Frank tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan seraya ia mengingat akan rekannya yang turut berperan penting pula dalam keputusan tersebut.
Dari situasi tersebut menurut saya Frank dapat mengikuti peraturan dari SEC karena jika ada sesuatu itu semua dapat di tanggung secara bersama-sama terutama dari pihak Auditor. Dan jika Frank menyetujui pendapat rekannya maka kemungkinan ia akan memperoleh kedudukannya sebagai rekan yang akan ia peroleh pada tahun mendatang serta adanya pandangan bahwa ia telah menunjukkan sikap menghargai dan menghormati keputusan rekannya. Dan terakhir Frank dapat memilih untuk tidak melakukan kegiatan penugasan tersebut melihat adanya risiko yang cukup besar pada hasil auditnya.
Kemudian pada kasus yang ketiga ini hamper sama dengan kasus yang pertama dimana yang membedakan hanya bagian-bagian nya saja atau kedudukannya. Pada kasus ketiga ini Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) memanipulasi buku keuangan Bank Indonesia ini merupakan tindakan yang serius karena akan di selesaikan di meja hijau jika tidak saling dapat menyelasaikan masalah anatara perusahaan, audit dan vendor-vendor. Saran saya secara pribadi lagi bahwa sebaiknya sang auditor yaitu YPPI mengembalikan lagi uang yang telah dipakai dengan jumlah yang sangat besar yaitu 100milyar dan merapikan atau mengoreksi kembali buku-buku laporan keuangan dan yang tercakup di dalamnya, dengan begitu sang auditor kemungkinan akan mendapatkan kepercayaan kembali dari client dan juga BPK.
Inilah kasus-kasus yang banyak dan mungkin sering terjadi dalam lingkungan usaha yang menyangkut masalah dengan etika profesi akuntansi dimana suatu etika sangat-sangat diperlukan dalam dunia bisnis karena itu menunjang suatu kepercayaan yang kokoh dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.


DAFTAR PUSTAKA

Arens,Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. 2003.
Link :
- http://dimastidano.wordpress.com/dapatkah-internal-audit-menemukan-fraud/