cute

Jumat, 04 November 2011

Kasus-kasus yang Berhubungan dengan Etika Profesi Akuntansi


KASUS 1
Kasus Kecurangan Audit : Perusahaan Phar Mor Inc.

Sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang melegenda dikalangan auditor keuangan. Eksekutif di Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk mendapatkan keuntungan financial yang masuk ke saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan.
Phar Mor Inc, termasuk perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat yang dinyatakan bangkrupt pada bulan Agustus 1992 berdasarkan undang-undangan U.S. Bangkruptcy Code.
Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet besar di hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan. Produk yang dijual sangat bervariasi, dari obat-obatan, furniture, electronik, pakaian olah raga hingga videotape. Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat 2 laporan ganda. Satu laporan inventory, sedangkan laporan lain adalah laporan bulanan keuangan (monthly financial report). Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang di adjustment dan ditujukan untuk auditor use only.
Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar – berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan, ditujukan hanya untuk jajaran eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah.
Dalam mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor sengaja merekrut staf dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf tersebut yang kemudian dipromosikan menjadi Vice President bidang financial dan kontroler, yang dikemudian hari ternyata terbukti turut terlibat aktif dalam fraud tersebut.
Dalam kasus Phar Mor, salah satu syarat agar internal audit bisa berfungsi, yaitu fungsi control environment telah diberangus. Control environment sangat ditentukan oleh attituted dari manajemen. Idealnya, manajemen harus mendukung penuh aktivitas internal audit dan mendeklarasikan dukungan itu kesemua jajaran operasional perusahaan. Top manajemen Phar Mor, tidak menunjukkan attitude yang baik. Manajemen kemudian malah merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand untuk turut dimainkan dalam fraud. Langkah ini bukan tanpa perencanaan matang. Staf mantan auditor kemudian dipromosikan menduduki jabatan penting, tetapi dengan imbalan harus membuat laporan-laporan keuangan ganda.
Sejauh ini manajemen Phar Mor telah membuktikan tentang teori : The Fraud Triangle. Yaitu teori yang menerangkan tentang penyebab fraud terjadi. Menurut teori ini, penyebab fraud terjadi akibat 3 hal : Insentive/Pressure, Opportunity dan Rationalization/Attitude.
Insentive/Pressure adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat insentive atau justru mendapat tekanan (presure) sehingga mereka “commited” untuk melakukan fraud. Opportunity adalah peluang terjadinya fraud akibat lemahnya atau tidak efektivenya control sehingga membuka peluang terjadinya fraud. Sedangkan Rationalization/Attitude menjelaskan teori yang menyatakan bahwa fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang membolehkan terjadinya fraud.
Dalam kasus Phar Mor, setidak-tidaknya top manajemen telah membuktikan satu dari tiga penyusun triangle, yaitu : top manajemen telah melakukan Insentive/Pressure.


KASUS 2
Kasus Penentuan Metode dalam Mengaudit Perusahaan Machine International yang dilakukan oleh Frank Dorrance sebagai Manajer Audit Senior Bright and Lorren.

Frank Dorrance, seorang manajer audit senior untuk Bright and Lorren,CPA baru saja diinformasikan bahwa perusahaan berencana untuk mempromosikannya menjadi rekanan pada 1 atau 2 tahun ke depan bila ia terus memperlihatkan tingkat mutu yang tinggi sama seperti masa sebelumnya. Baru saja Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International sebuah perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang keseluruh dunia yang merupakan klien Bright and Lorren yang bergengsi. Selama audit, Frank menentukan bahwa Machine International menggunakan metode pengenalan pendapatan yang disebut “tagih dan tahan” yang baru saja dipertanyakan oleh SEC. Setelah banyak melakukan riset, Frank menyimpulkan bahwa metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International.
Ia membahas hal ini dengan rekanan penugasan yang menyimpulkan bahwa metode akuntansi itu telah digunakan selama lebih dari 10 tahun oleh klien dan ternyata tepat. Frank berkeras bahwa metode tersebut tepat pada tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini. Frank menyadari tanggung jawab rekan itu untuk membuat keputusan akhir, tetapi ia merasa cukup yakin untuk menyatakan bahwa ia merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya.
Rekan itu memberitahukan Frank bahwa ia tidak akan mengizinkan pernyataan demikian karena potensi implikasi hukum. Namun, ia mau menulis sebuah surat kepada Frank yang menyatakan ia mengambil tanggung jawab penuh untuk keputusan akhir bila timbul suatu permasalahan hukum. Ia mengatakan, “rekan harus bertindak seperti rekan”.


KASUS 3

Kasus Audit Bank Indonesia (BI): Aliran Dana YPPI


Kasus Aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) adalah murni temuan tim audit Badan Pemerikasaan Keuangan (BPK). Tim tersebutlah yang menentukan rencana kerja, metode, teknik pemeriksaan, analisis maupun penetapan opini pemeriksaan kasus tersebut sesuai dengan standar pemeriksaan yang berlaku.
Perintah pemeriksaan BI dan YPPI ini dikeluarkan oleh Anggota Pembina Keuangan Negara II (Angbintama II) dan Kepala Auditorat Keuangan Negara II (Tortama II) yang membawahi pemeriksaan BI. Selama periode bulan Februari-Mei 2005, Tim Audit BPK melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan BI Tahun 2004. Tim Audit BPK juga memeriksa Yayasan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) yang berdiri pada tahun 1977, karena afiliasi lembaganya dengan BI.
Pada bulan Maret 2005, Tim Audit BPK di BI menemukan adanya asset atau tanah BI yang digunakan oleh YLPPI. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut oleh Kantor Akuntan Publik Muhammad Thoha atas perbandingan kekayaan YLPPI per 31 Desember 2003 dengan posisi keuangannya per Juni 2003, diketahui adanya penurunan nilai asset sebesar Rp 93 miliar.


RANGKUMAN
Menurut saya secara pribadi dari kasus-kasus tersebut bahwa banyak manajemen dalam suatu perusahaan yang bertindak curang karena sudah memiliki jabatan yang cukup tinggi, misalnya dari kasus yang pertama, eksekutif di perusahaan Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk mendapatkan keuntungan financial yang masuk ke saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan, sangat disayangkan karena perusahaan Phar Mor ini termasuk dalam perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat namun pada bulan Agustus 1992 dinyatakan bangkrupt. Ini merupakan salah satu pihak dari manajemen pada perusahaan Phar Mor yang ternyata merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand guna membantunya dalam fraud. Lalu staf mantan auditor tersebut kemudian dipromosikan menduduki jabatan penting, tetapi dengan imbalan harus membuat laporan-laporan keuangan ganda. Tindakan seperti itu akan menghasilkan resiko yang sangat besar yaitu kebangkrutan perusahaan itu sendiri. Dan jika memang perusahaan ingin bangkit kembali menurut pendapat saya sebaiknya bagian manajer dan staf auditor bekerja sesuai dengan peran mereka masing-masing, dengan begitu mereka juga akan mendapatkan kepercayaan penuh baik dari pihak internal dan eksternal.
Kasus seperti ini bukan hanya terjadi pada perusahaan Phar Mor saja, masih banyak perusahaan yang seperti itu manajemennya dan mungkin staf lain. Namun jika melihat pada kasus yang kedua justru sedikit berbeda dari kasus yang pertama, karena kasus kedua ini yang terlibat langsung adalah auditor yang bernama Frank Dorrance seorang manajer audit senior di Bright and Lorren, Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang keseluruh dunia. Selama audit, Frank menyimpulkan bahwa metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Namun demikian Frank tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan seraya ia mengingat akan rekannya yang turut berperan penting pula dalam keputusan tersebut.
Dari situasi tersebut menurut saya Frank dapat mengikuti peraturan dari SEC karena jika ada sesuatu itu semua dapat di tanggung secara bersama-sama terutama dari pihak Auditor. Dan jika Frank menyetujui pendapat rekannya maka kemungkinan ia akan memperoleh kedudukannya sebagai rekan yang akan ia peroleh pada tahun mendatang serta adanya pandangan bahwa ia telah menunjukkan sikap menghargai dan menghormati keputusan rekannya. Dan terakhir Frank dapat memilih untuk tidak melakukan kegiatan penugasan tersebut melihat adanya risiko yang cukup besar pada hasil auditnya.
Kemudian pada kasus yang ketiga ini hamper sama dengan kasus yang pertama dimana yang membedakan hanya bagian-bagian nya saja atau kedudukannya. Pada kasus ketiga ini Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) memanipulasi buku keuangan Bank Indonesia ini merupakan tindakan yang serius karena akan di selesaikan di meja hijau jika tidak saling dapat menyelasaikan masalah anatara perusahaan, audit dan vendor-vendor. Saran saya secara pribadi lagi bahwa sebaiknya sang auditor yaitu YPPI mengembalikan lagi uang yang telah dipakai dengan jumlah yang sangat besar yaitu 100milyar dan merapikan atau mengoreksi kembali buku-buku laporan keuangan dan yang tercakup di dalamnya, dengan begitu sang auditor kemungkinan akan mendapatkan kepercayaan kembali dari client dan juga BPK.
Inilah kasus-kasus yang banyak dan mungkin sering terjadi dalam lingkungan usaha yang menyangkut masalah dengan etika profesi akuntansi dimana suatu etika sangat-sangat diperlukan dalam dunia bisnis karena itu menunjang suatu kepercayaan yang kokoh dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.


DAFTAR PUSTAKA

Arens,Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. 2003.
Link :
- http://dimastidano.wordpress.com/dapatkah-internal-audit-menemukan-fraud/

1 komentar: